Subscribe to RSS feeds

Rabu, 15 Oktober 2008

Variasi Bubur Susu, Mulai 4 Bulan (2)

* Bubur Hunkue Siram Tomat (1 Porsi)
Bahan:
1 buah tomat yang matang
20 gr tepung hunkue
250 cc susu
10 gr gula pasir
Cara Membuat:
1. Rendam tomat dalam air mendidih, kupas kulitnya, potong-potong dagingnya, haluskan dengan blender atau saringan kawat untuk mendapatkan 50 cc air tomat
2. Cairkan tepung hunkue dengan 50 cc susu, aduk rata.
3. rebus sisa susu dengan gula. Setelah mendidih, masukkan cairan tepung hunkue, aduk dengan sendok kayu hingga mengental, tuang dalam wadah. Tunggu hingga bubur menjadi dingin, siram dengan air tomat. Siap diberikan pada bayi.

* Bubur Tepung Kacang Hijau (1 Porsi)
Bahan:
20 gr tepung kacang hijau sangrai
200 cc susu
10 gr gula pasir
Cara Membuat:
1. Cairkan tepung kacang hijau sangrai dengan 50 cc susu.
2. Rebus sisa susu dengan gula hingga mendidih, masukkan cairan tepung kacang hijau, aduk dengan sendok kayu hingga mengental, angkat. Tuang dalam wadah.
3. Berikan pada bayi setelah bubur dingin.

Catatan:
Cara membuat tepung kacang hijau: cuci bersih kacang hijau dalam jumlah sekehendak, tiriskan lalu sangrai sampai kering. Angkat. Tumbuk perlahan agar kulitnya mengelupas. Buang kulitnya, lanjutkan menumbuk hingga halus, ayak.

@Sumber: Tuti Soenardi

Variasi Bubur Susu, Mulai 4 Bulan (1)

* Bubur Susu Tepung Beras (1 Porsi)
Bahan:
20 gr tepung beras
250 cc susu
1 sdm gula pasir
5 sdm air jeruk yang manis (jeruk pontianak/medan)
Cara Membuat:
1. Cairkan tepung beras dengan 50 cc susu, aduk rata.
2. Rebus sisa susu bersama gula hingga mendidih, masukkan cairan tepung beras, aduk terus dengen sendok kayu hingga mengental, angkat.
3. Tuang dalam wadah. Tunggu hingga bubur menjadi dingin, siram atasnya dengan air jeruk. Siap diberikan pada bayi.

* Bubur Sumsum (1 porsi)
Bahan:
20 gr tepung beras
sedikit garam
250 cc susu
25 gr gula merah
Cara Membuat:
1. Cairkan tepung beras dengan 50 cc susu, aduk rata.
2. Rebus sisa susu, beri sedikit garam. Setelah mendidih, maukkan cairan tepung beras, aduk terus dengen sendok kayu hingga mengental, angkat. Tuang dalam wadah.
3. Rebus gula merah dengan 50 cc air, lalu saring. Siram ke atas bubur sumsum yang sudah dingin. Siap diberikan pada bayi.

* Bubur Maizena dengan Pepaya (1 Porsi)
Bahan:
20 gr tepung maizena
250 cc susu
10 gr gula pasir
50 gr pepaya yg manis dan matang, potong dadu kecil
Cara Membuat:
1. Cairkan tepung maizena dg 50 cc susu, aduk rata
2. Rebus sisa susu dengan gula pasir. Setelah mendidih, masukkan cairan tepung maizena sambil terus diaduk dengan sendok kayu hingga mengental, angkat. Tuang dalam mangkuk. Tuang hingga dingin, taburi atasnya dengan potongan pepaya. Siap diberikan pada bayi.

* Bubur Maizena dg Pisang (1 Porsi)
Bahan:
15 gr tepung maizena
50 gr pisang raja yang matang, kukus, haluskan
250 cc susu
1 sdt gula pasir
Cara Membuat:
1. Cairkan tepung maizena dengan 50 cc susu, aduk rata
2. Rebus sisa susu dan gula hingga mendidih, masukkan cairan tepung maizena, aduk hingga mengental.
3. Masukkan pisang raja kukus yang telah dihaluskan. Aduk rata, angkat.
Haluskan dengan blender atau saringan kawat. Tunggu hingga dingin, siap diberikan pada bayi.

@Sumber: Tuti Soenardi

Variasi Olahan Buah (Mulai 4 Bulan)

* Pisang dengan Jeruk (1 Porsi)
Bahan:
1 buah (100 gr) pisang ambon
50 cc air jeruk yang manis (jeruk baby/pontianak/medan)
Cara membuat:
1. Keruk pisang dengan sendok kecil untuk menjadi 50 gr (5 sdm). Tempatkan dalam wadah.
2. Campur pisang yang sudah dikeruk dengan air jeruk, aduk rata. Segera berikan pada bayi.


* Melon dengan Jeruk (1 Porsi)
Bahan:
100 gr melon yang matang dan manis, potong-potong
1 sdm air jeruk yang manis (jeruk baby/pontianak/medan)
1 sdt gula pasir
Cara Membuat:
1. Haluskan melon dengan blender atau saringan kawat. Tuang dalam wadah.
2. Tambahkan air jeruk dan gula pasir, aduk rata. Segera berikan pada bayi.


* Pepaya dengan Jeruk (1 Porsi)
Bahan:
100 gr pepaya yang matang dan manis, potong-potong
1 sdm air jeruk yang manis (jeruk baby/pontianak/medan)
1 sdt gula pasir
Cara membuat:
1. Haluskan pepaya dengan blender atau saringan kawat. Tuang dalam wadah.
2. Tambahkan air jeruk dan gula pasir, aduk rata. Segera berikan pada bayi.


* Pepaya dengan Tomat (1 Porsi)
Bahan:
50 gr tomat yang matang
100 gr pepaya yang matng dan manis, potong2
Cara membuat:
1. Seduh tomat dengan air panas, lalu kupas kulitnya
2. Belah tomat, lalu buang bijinya. Potong-potong daging tomat.
3. Haluskan tomat dan pepaya dengan blender atau saringan kawat, tuang dalam wadah.
4. Jika ada rasa asam yang berasal dari tomat, beri 1 sdt gula pasir, aduk rata. Segera berikan pada bayi.


* Pepaya dengan Pisang (1 porsi)
Bahan:
50 gr pepaya yg matang dan manis, potong-potong
51 gr pisang raja yang tua dan manis, potong2
Cara Membuat:
1. Haluskan pepaya dan pisang dengan blender atau saringan kawat, angkat, tuang dalam wadah. Segera berikan padsa bayi.


* Alpukat dengan Jeruk
Bahan:
100 gr daging buah avocad
50 cc air jeruk yang manis (jeruk baby/pontianak/medan)
Cara membuat:
1. Haluskan avocad dengan blender atau saringan kawat, angkat, tuang dalam wadah.
2. Tambahkan air jeruk, aduk rata. Segera berikan pada bayi.

Tip:
Pilihlah avocad yang tua agar rasanya tidak pahit. Avocad yang tua biasanya tidak terlalu keras bila ditekan, dan bila diguncangkan terasa gerakan biji yang terlepas dari dagingnya.

@ Dr karangan Tuti Soenardi-Ahli Gizi

Kaki Ayam buat Bayi

Kaki Ayam dan Khasiatnya
KOLAGENNYA BISA JADI OBAT

Orang Indonesia boleh dibilang kenyang makan ceker ayam atau kaki ayam. Bayangkan, sejak kita boleh mencicipi nasi tim, kaki ayam sudah jadi hidangan favorit kita sehari-hari. Setelah kita belajar jalan, makin rajin orangtua kita memasok kaki ayam pada sajian nasi timnya. Konon, kaki bayi bisa bertambah kuat kalau anak sering diberi kaki ayam. Sebagian pakar sering protes dengan pendapat ini. Alasannya, bagian ayam yang bergizi tentulah dagingnya. Sementara kaki ayam, jelas-jelas tanpa daging. Kalaupun ada bagian kulitnya yang agak tebal, pasti tidak ikut dimakan si bayi.

Menanggapi pendapat mereka, para orang tua tidak serta-merta mundur. Kaki ayam tetap saja diikutsertakan dalam membuat nasi tim bagi bayi-bayi mereka. "Ya, sudahlah kalau tidak ada gizinya, paling tidak kita bisa memanfaatkan rasa gurihnya. Toh, dulu-dulu juga kita bisa sehat begini, kan, antara lain karena kaki ayam," kata para ibu yang jelas-jelas emoh meninggalkan kebiasaan yang sudah turun-temurun itu.

Kaki ayam memang memberi rasa gurih. Hingga orang dewasa pun banyak yang hobi makan kaki ayam. Entah kaki ayam yang dimasak ala dimsum atau kaki ayam yang dijadikan keripik bergengsi yang harganya luar biasa melambung itu. Sebetulnya, betulkah kaki ayam sama sekali tidak bermanfaat, atau betulkah kaki ayam bisa menguatkan kaki dan otot bayi hingga lebih cepat berdiri kokoh dan berjalan? Mari kita lihat apa saja yang terkandung dalam kaki ayam itu.

Di dalam kaki ayam terdapat kulit, otot, tulang, dan kolagen. Kolagen adalah sejenis protein jaringan ikat yang liat dan bening kekuning-kuningan. Kalau kena panas, kolagen akan mencair menjadi cairanyang agak kental seperti lem. Nah, susunan utama pada ceker ayam adalah asam amino, yakni komponen dasar protein. Di dalam asam amino itu antara lain terdapat glisin-prolin, hidroksiprolin-agrinin-glisin. Kaki ayam juga mengandung zat kapur dan sejumlah mineral. Dengan begitu memang masuk akal juga kalau orang tua kita tetap bertahan untuk menyuguhkan kaki ayam bagi anak-anaknya. Sebab, jenis asam amino prolin danhidroksiprolin serta zat kapur jelas-jelas dibutuhkan dalam pertumbuhan anak. Betul memang kaki ayam tidak berdaging, tetapi seperti diuraikan diatas, saat kena panas, kolagen yang terkandung dalam kaki ayam segera mengalir dan bergabung di dalam nasi tim kita. Nah, kolagen inilah yangkita manfaatkan, bukan dagingnya.

Memang untuk mendapatkan gizi yangcukup anak tidak hanya perlu mendapat kaki ayam, tetapi juga tentu dagingnya. Tetapi kebiasaan memberi anak makan kaki ayam, tetap tidak perlu ditinggalkan.

TAK CUMA PERTUMBUHAN ANAK
Fungsi kolagen, tak cuma untuk pertumbuhan anak, lo. Orang yangmenderita rematik pun, amat dianjurkan sering-sering makan kaki ayam. Kenapa begitu? Karena protein kolagen ayam memiliki antigen yangbersifat imunogenik. Ceritanya, di dalam tubuh kita terdapat dua macam antigen. Yakni antigen asing dan antigen diri. Setiap antigen bisa bersifat antigenik dan imunogenik. Antigen yang antigenik dapat berikatan dengan antibodi, meski tidak bisa merangsang tubuh membentuk antibodi terhadap antigen. Sementara antigen yang imunogenik juga mampu berikatan dengan antibodi spesifik, tetapi juga mampu menghasilkan antibodi spesifik terhadap antigen.

Nah, antibodi terhadap antigen inilah yang perlu dirangsang bagipenderita rematik. Tentu hubungan sang antigen tadi dengan penyakit rematik punya uraian ilmiah yang panjang sekali, yang agak sulit kita pahami sebagai orang awam. Yang jelas, makan kaki ayam secara rutin mulai dianjurkan bagi penderita rematik

CARA MENGOLAH
Betapapun hebatnya peran si kaki ayam, tentu kalau cuma ditim atau direbus belaka, Anda enggan menyantapnya, kan? Apalagi kalau dihidangkan setiap hari. Begitu juga dengan nasi tim si kecil. Jangan coba-coba cuma menghadirkan nasi tim dengan kaki ayam yang itu-itu saja dari hari kehari. Bisa-bisa si kecil kelak tidak doyan makanan lainnya. Atau malah tidak mau makan. Seperti nasi tim yang bisa kita buat variatif dengan menambahkan bahan lain secara berganti-ganti, kaki ayam untuk pengobatan ini pun bisa kita olah jadi hidangan lezat yang variatif. Yang jelas, olahlah kaki ayam dengan cara direbus atau ditim, bukan digoreng. Kaki ayam yang digoreng sudah rusak struktur protein kolagennya akibat suhu yang tinggi. Perebusan dan pengetiman tidak lebih dari 100 derajat Celsius hingga dijamin tidak merusak protein si kaki ayam. Meski cuma boleh direbus dan ditim, sebetulnya kaki ayam bisa dibuat menjadi berbagai jenis hidangan.

@Sumber: sedap-sekejap

Tentang Bayam

Anak Anda sudah mulai diperkenalkan dengan sayuran?
Yiha.... bagus dooong. Tapi, ada tapinya neeh. Kalau untuk makanan yang mengadung bayam (misalnya nasi tim bayam) cukup buat satu porsi aja ya. Intinya, jangan pernah memanasi makanan yang mengandung bayam. Loh, kenapa? Ada beberapa alasan seeh. Setelah tengok sana-sini, ketemu beberapa. Ini dia:

a. Bayam mengandung zat besi yang berupa Fe2+ (ferro).
Kalau dia terlalu lama kontak dengan O2 (oksigen dari udara), Fe2+ akan teroksidasi menjadi Fe3+ (ferri). Meski sama-sama zat besi, yang berguna bagi kita adalah ferro. Sedangkan ferri bersifat toxid pada bayam. Jadi, kalau bayam dipanasi, akan berlaku oksidasi tersebut. --> Aku duluw bingung kenapa ibuku selalu melarang memanasi sayur bening. Blio sih gak bisa jelasin secara ilmiah gituw, tp selalu bilang: sayur bayam, klow belon habis, jangan dipanasi lagi.


b. Jangan pernah mengonsumsi bayam lebih dari 5 jam (maksa banget nih!!!).
Soalnya, selain mengandung zat yg disebutin tadi itu, bayam juga mengandung zat Nitrat (NO3). Kalau teroksidasi oleh udara, maka akan menjadi NO2 (nitrit). Nitrit adalah senyawa yang tidak berwarna, tidak berbau, dan bersifat racun bagi tubuh manusia.

Menurut John S Wishnok, bayam segar yang baru dicabut dari persemaiannya telah mengandung senyawa nitrit kira-kira sebanyak 5 mg/kg. Bila bayam disimpan di lemari es selama 2 minggu, kadar nitrit akan meningkat sampai 300 mg/kg. Dengan kata lain, dalam 1 hari penyimpanan, senyawa nitrit akan meningkat 21 mg/kg (7%).

Efek toksik (meracuni tubuh) yang ditimbulkan oleh Nitrit bermula dari reaksi oksidasi Nitrit dengan zat besi dalam sel darah merah, tepatnya di dalam Hemoglobin (Hb). Telah kita ketahui bahwa salah satu tugas hemoglobin adalah mengikat oksigen untuk disalurkan ke seluruh organ tubuh. Ikatan nitrit dengan hemoglobin, disebut Methemoglobin, mengakibatkan hemoglobin tidak mampu mengikat oksigen. Jika jumlah methemoglobin mencapai lebih dari 15% dari total hemoglobin, maka akan terjadi keadaan yang disebut Sianosis, yaitu suatu keadaan dimana seluruh jaringan tubuh manusia kekurangan oksigen. Jika hal ini terjadi pada bayi dikenal dengan nama “Blue Baby”.
Efek toksik lainnya adalah kemampuan nitrit bereaksi dengan Amino sekunder dapat membentuk senyawa yang dapat menyebabkan kanker.

c. O,ya jangan masak bayam pake panci alumunium yach...
soalnya bisa bereaksi dengan zat besi yang ada di bayam, dan... jadi racun.


Tips mengkonsumsi bayam
* Pilih bayam yang baru dipetik dan masih segar
* Hendaknya langsung diolah setelah mendapatkan bayam segar
* Jangan terlalu lama disimpan dalam lemari es

Jadi takut mengonsumsi bayam?? JANGAN... soalnya, kandungan nutrisinya sangat TOP BGT. Bahkan, bayam disebut sebagai King of Vegetables. Nah lo....
Moga membantu yaaaa.....

@Sumber: dari berbagai sumber

Senin, 13 Oktober 2008

Imunisasi Anak & Reaksi yang Ditimbulkan

Imunisasi, tak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tapi juga ampuh untuk mencegah dan menangkal timbulnya penyakit serta kematian pada anak-anak. Lalu mengapa kadangkala orangtua kerap mengabaikan tindakan penting tersebut? Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?

Sesuai dengan yang diprogramkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO (Badan Kesehatan Dunia), Pemerintah Indonesia menetapkan ada 12 imunisasi yang harus diberikan kepada anak-anak. 5 Diantaranya merupakan imunisasi yang wajib diberikan sebab fungsinya adalah untuk mencegah anak dari serangan penyakit. Sedangkan 7 jenis imunisasi lainnya merupakan imunisasi yang dianjurkan sebab hanya berfungsi untuk menambah daya tahan tubuh anak terhadap beberapa jenis penyakit.

IMUNISASI WAJIB

Imunisasi yang wajib diberikan pada balita di bawah 12 bulan adalah BCG, hepatitis B, polio, DPT dan campak. Berfungsi untuk menangkis penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan kematian serta kecacatan. Seperti TBC, Hepatitis dan Polio. Sedangkan reaksi masing-masing imunisasi juga berbeda-beda pada setiap anak, tergantung pada penyimpanan vaksin dan sensitivitas tubuh tiap anak.

BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan, vaksin ini mengandung bakteri bacillus calmette-guerrin hidup yang dilemahkan sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh imunisasi ini adalah setelah 4-6 minggu di tempat bekas suntikan akan timbul bisul kecil yang akan pecah. Namun jangan kautir, sebab hal ini merupakan reaksi yang normal. Namun jika bisulnya dan timbul kelenjar pada ketiak atau lipatan paha, sebaiknya anak segera dibawa kembali ke dokter. Sementara waktu untuk mengatasi pembengkakan, kompres bekas suntikan dengan cairan antiseptik.

Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hati. Penyakit itu menular melalui darah atau cairan tubuh yang lain dari orang yang terinfeksi. Vaksin ini diberikan 3 kali hingga usia 3-6 bulan.

Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Penyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran orang yang terinfeksi. Anak yang terkena polio dapat menjadi lumpuh layuh. Vaksin polio ada dua jenis, yakni vaccine polio inactivated (IPV) dan vaccine polio oral (OPV). Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir, 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun.

Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan dan vaksin kedua 6 tahun. Reaksi imunisasi Campak biasanya timbul seminggu kemudian berupa demam, diare, atau keluar bintik-bintik merah di kulit. Namun efek ini tergolong ringan sekali sehingga tak perlu ada yang dikhawatirkan sebab biasanya akan sembuh sendiri.

DTP
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Penyakit ini mudah menular melalui batuk atau bersin. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Vasin ini diberikan 5 kali pada usia 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun.

Reaksi lokal yang mungkin timbul oleh imunisasi ini adalah rasa nyeri, merah dan bengkak selama satu-dua hari di bekas suntikan. Untuk mengatasinya beri kompres hangat. Umumnya pasca imunisasi ini anak agak demam dan rewel. Berikan si kecil obat penurun panas dan banyak minum terutama ASI. Namun kini sudah ada vaksin DPT yang tidak menimbulkan reaksi apapun, baik lokal maupun umum, yakni vaksin DtaP (diphtheria, tetanus, acellullar pertussis), sayangnya harga untuk imunisasi ini masih tergolong mahal. Biasanya dokter akan memberikan pilihan, jadi tegantung pada orangtua mau memilih yang mana.

IMUNISASI YANG DIANJURKAN

Vaksin-vaksin tersebut adalah Hib, Pneumokokus (PCV), Influenza, MMR, Tifoid, Hepatitis A, dan Varisela.
Hib
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh haemophilus influenza tipe b yang disebabkan oleh bakteri. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis (radang selaput otak), pneumonia (radang paru) dan infeksi tenggorokan. Vaksin ini diberikan 4 kali pada usia 2,4,6 dan 15-18 bulan.

Pneumokokus (PCV)
Imunisasi ini untuk mencegah penyakit paru-paru dan radang otak. Imunisasi ini juga melindungi anak terhadap bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga dan radang tenggorokan. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan radang paru.

Vaksin Influenza
Dapat diberikan setahun sekali sejak umur 6 bulan. Vaksin ini dapat terus diberikan hingga dewasa.

MMR
MMR merupakan pengulangan vaksin campak, ditambah dengan Gondongan dan Rubela (Campak Jerman). Diberikan saat anak usia 15 bulan dan diulang saat anak berusia 6 tahun. Reaksi dari vaksin ini biasanya baru muncul tiga minggu setelah diberikan, berupa bengkak di kelenjar belakang telinga. Untuk mengatasinya, berikan anak obat penghilang nyeri. Patut diperhatikan, jangan langsung membawa pulang anak setelah ia diimunisasi MMR. Tunggulah hingga 15 menit, sehingga jika timbul suatu reaksi bisa langsung ditangani.

Imunisasi varisella
Berfungsi memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, komplikasinya infeksi kulit dan bisa infeksi di otak. Vaksin ini diberikan pada anak usia 1-13 tahun 1 kali dan lebih dari 13 tahun 2 kali.

Tifoid
Imunisasi untuk mencegah Typus. Imunisasi ini dapat diulang setiap 3 tahun.

Hepatitis A
Imunisasi inidapat diberikan pada anak usia di atas 2 tahun.

SYARAT PEMBERIAN IMUNISASI

Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam kondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan pemberian virus dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh, dan kemudian menimbulkan antibodi (kekebalan). Nah, untuk membentuk kekebalan yang tinggi, anak harus dalam kondisi fit. Jika anak dalam kondisi sakit maka kekebalan yang terbentuk tidak bagus.

Imunisasi tidak boleh diberikan hanya pada kondisi tertentu misalkan anak mengalami kelainan atau penurunan daya tahan tubuh misalkan gizi buruk atau penyakit HIV/AIDS atau dalam penggunaan obat obatan steroid, anak diketahui mengalami reaksi alergi berat terhadap imunisasi tertentu atau komponen imunisasi tertentu.

VAKSIN KOMBINASI

Biasanya diberikan pada anak yang orangtuanya lupa pada jadwal vaksinasi anaknya. Jadi, para orangtua tak perlu takut jika sempat terlewat jadwal imunisiasi buah hari sebab tak ada itu istilah hangus untuk imunisasi. Orangtua pun tak perlu harus mengulang imunisasi dari awal sebab sel-sel memori dalam tubuh mampu mengingat dan akan merangsang kekebalan bila diberikan imunisasi berikutnya.