Subscribe to RSS feeds

Senin, 12 April 2010

Jika Si Kecil Punya Kebiasaan Buruk


Si kecil punya kebiasaan buruk? Jangan dibiarkan loh, karena kebiasaan ini akan berlanjut sampai ia dewasa kelak, tentu saja sebagai orang tua, kita tidak ingin memiliki anak dengan kepribadian yang buruk bukan? Tidak usah khawatir jika anak memiliki kebiasaan buruk, jika segera diatasi dengan cepat kebiasaan itu akan cepat hilang tanpa mengganggu penyesuaian diri anak dengan lingkungannya.

Apa saja sih yang termasuk kebiasaan buruk itu?
Gangguan kebiasaan itu biasanya berupa menghisap jari, menggigit kuku, mengompol, gagap, temper tantrum, lamban, malas, ketergantungan yang tinggi, curang dan pamer.

Kebiasaan mengompol
Usia Raka sudah memasuki 5 tahun, tapi sampai saat ini dia masih suka mengompol saat tidur, sedangkan teman teman lainnya tampaknya sudah tidak mengalaminya.
Tentu saja kebiasaan buruk Raka membuat Cyntia sebagai mama kerepotan luar biasa karena harus membersihkan bekas ompol Raka belum lagi ejekan dari teman teman Raka yang tahu kalau ia masih suka ngompol.

Kenapa sih bisa terjadi?
Mengompol dalam istilah medis disebut Enuresis. Dan ngompol itu dibagi 2 bagian yaitu :
1. Nokturna (ngompol dimalam hari)

2. Diurnal (ngompol yang terjadi disiang hari).

Dan kebiasaan mengompol ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan perempuan.

Penyebab anak-anak masih ngompol biasanya :
1. Toilet training yang terlalu dini. Ternyata melatih si kecil toilet training teratur terlalu dini membuat anak memiliki kebiasaan mengompol di kemudian hari.
2. Mengabaikan toilet training. Jika anak tidak dilatih untuk buang air kecil karena kurangnya perhatian orang tua akan membuat si kecil untuk pipis sembarangan alias mengompol. Dengan mengompol si anak akan mendapat perhatian orang tua walau sebentar. Perhatian yang berupa amarah atau mengurusnya sering kali dinikmati sang anak karena biasanya ia tidak diperhatikan. Coba dekati anak anda dengan berbicara baik-baik dan tidak memaksa, tapi mengingatkan si kecil untuk buang air kecil. Ingat, orang tua yang memaksa dan mengingatkan sangat berbeda dan efeknya juga akan berbeda pada psikologis anak. Bersabarlah.
3. Gangguan emosional. Biasanya anak-anak yang mengalami gangguan emosional yang muncul di rumah atau di lingkungannya akan memicu anak untuk mengompol. Biasanya anak-anak yang mengalami ketegangan, ketakutan dan stress mengalami hal ini. Jika anak anda mengalaminya, segera cari tahu masalahnya dan tenangkan dirinya. Hindari anak untuk merasa stress.
4. Faktor organik dalam tubuh. Factor ini berkaitan dengan organ tubuh si anak, terutama saluran kencingnya, ada anak yang saluran kemihnya gampang sekali terangsang sehingga sebentar sebentar ia bisa buang air kecil dalam jarak
5. Waktu yang berdekatan. Kurang cepatnya si anak untuk pergi ke toilet dapat menyebabkan ia gampang sekali mengompol.

Beberapa tips supaya anak tidak sering ngompol :
* Tidak mengabaikan toilet training.
* Jangan menghukum atau memarahi si anak karena akan membuat si kecil merasa bersalah dan tegang, hindari keinginan untuk menghukum si kecil sejauh mungkin.
* Mengajaknya bicara, katakan mengompol bukanlah suatu penyakit, tapi sebuah kebiasaan, jadi ia bisa terbebas dari masalah mengompol jika si kecil mau lebih berusaha.Komunikasikan hal ini dengan penuh kasih saying, sehingga anak memiliki hasrat yang kuat untuk keluar dari kebiasaan yang satu itu.
* Mengurangi minum pada malam hari sebelum tidur. Biasakan 2 jam sebelum tidur, si kecil sudah tidak minum apa apa lagi dan biasakan untuk mengingatkan si kecil untuk buang air kecil sebelum tidur.
* Mencari sumber stress anak. Ini sangat penting untuk membantu proses mengatasi masalah.
* Memberikan kasih sayang dan perhatian terhadap anak sebelum tidur.
* Latihlah anak anda jika ia termasuk anak yang sering sekali buang air kecil. Misalnya dalam 5 menit sekali ia ingin buat air kecil, coba untuk menahannya selama 2 menit dan meningkatkan jarak waktunya dengan terus memberikannya latihan. Tentusaja hal ini hanya bisa dilakukan disiang hari dan sebelum tidur.
* Jika kebiasaan ngompol ini sulit dilakukan, konsultasikan pada dokter urology.

Menghisap Jari
Jika bayi menghisap jari sangat wajar, tapi jika terjadi usia anak diatas tiga tahun tentu sangat merisaukan orang tua.

Mengapa kebiasaan ini bisa terjadi?
Beberapa faktor penyebabnya antara lain sebagai berikut :
1. Kurang terpenuhinya masa menghisap pada saat bayi. Biasanya anak anak yang terlalu cepat disapih membuat perkembangan masa oral yaitu menghisap pada baik kurang terpenuhi.
2. Kurang terkontrolnya motorik anak, sehingga anak mengungkapkan perasaanya dengan cara menghisap jari dan membuatnya menjadi kebiasaan.
3. Ketegangan emosional. Anak yang merasa takut dan tertekan sering menunjukan perilaku ini.

Akibat yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan menghisap jari ini adalah :
1. Anak terganggu secara emosional, sehingga kurang merespon lingkunganya karena terlalu nyaman dengan menghisap jarinya sendiri.
2. Anak cenderung melamun sambil menikmati kebiasaannya dan hal ini dapat membuat anak memiliki hambatan penyesuaian diri dengan lingkungannya.
3. Menghisap jari akan mempengaruhi bentuk gigi dan wajah, bahkan dapat menyebabkan kesulitas saat mengunyah.

Gimana sih caranya untuk mengatasi ‘si penghisap jari’?
1. Berikan kesempatan yang cukup untuk anak menghisap pada masa bayinya.
2. Berikan permainan aktivitas tangan untuk anak anak diatas usia 2 tahun untuk mengalihkan perhatiannya dari menghisap jari. Misalnya seperti bermain puzzle, kreasi lazzy, playdoug, atau lego.
3. Menciptakan perasaan aman dalam diri anak, yaitu dicintai dan dipahami sehingga ia merasa bahagia.
4. Membantu anak mengatasi masalahnya, telusuri apa yang menyebabkan ia mengalami stress.

Ketergantungan tinggi
“Kok anakku manja sekali ya? “ pernah mengalami perasaan seperti ini, ketika si anak terlihat rapuh dan ringkih dan seolah tidak dapat mengerjakan apapun?

Kenapa sih bisa begitu?
Biasanya kebiasaan ini dikarenakan sikap kita sebagai orang tua,
1. Memberikan bantuan yang berlebihan. Perasaan kasihan kita sebagai orang tua dapat menjerumuskan anak menjadi anak yang ketergantungan, contohnya? Seperti melayani semua kebutuhan anak tanpa boleh anak melakukannya sendiri.
2. Sikap overprotektif orang tua,
3. Perhatian yang berlebihan, sehingga membuat anak menjadi manja dan ketergantungan pada orang lain.
4. Tidak pernah ada penolakan.

Bagaimana menanganinya?
1. Sebagai orang tua harus bisa menolak permintaan anak dengan memberikan alas an yang logis sehingga anak akan belajar bahwa tidak semua keinginannya dapat terpenuhi.
2. Memberikan kesempatan pada anak untuk melakukannya sendiri walau hasilnya tidak sesempurna jika dibantu oleh orang tua atau orang lain . berhasil melakukan sesuatu dengan usaha sendiri akan memunculkan rasa puas pada sianak.
3. Memberikan dorongan positif pada si anak dengan apa yang dilakukannya. Berikan pujian tapi jangan berlebihan.
4. Memberikan kesempatan pada sianak untuk menentukan pilihannya sendiri. Setelah memberikan gambaran dan saran pada anak, biarkan anak memutuskannya sendiri.

Lamban
Anak anda begitu lamban dan tidak sigap saat melakukan aktivitas? Memang dibutuhkan kesabaran ekstra dalam menghadapi kebiasaan anak yang satu ini, tapi tahukah anda bahwa kebiasaan lamban adalah salah satu hal yang diturunkan. Jadi mungkin saja dahulu ayah atau ibunya juga melakukan hal yang sama. Namun tidak usah dicemaskan, dengan latihan kebiasaan ini dapat dikurangi. Mengatakan anak lamban dan marah-marah justru akan membuat si anak semakin lamban.
Beberapa hal yang dapat membantu anak untuk mengurangi kebiasaan lamban adalah sebagai berikut :

  1. memberikan penjelasan pada anak tentang apa yang harus ia jalani atau lakukan. Misalnya mengapa ia harus makan dengan cepat, mandi, dan sebagainya. Gunakanlah bahasa yang mudah ia pahami dan hindari bahasa yang penuh dengan kalimat perintah.
  2. Latihan yang teratur dan membuat jadwal yang disiplin untuk melatih si anak mengurangi kebiasaan lambannya. Memang dibutuhkan ekstra kesabaran dan lakukanlah dengan penuh kasih sayang.


Temper Tantrum

Temper tantrum adalah letupan perasaan anak yang biasanya menangis tanpa kendali, menjerit, melempar barang, membuat tubuh kaku dan sering kali berguling-giling di lantai dan tidak mau beranjak dari tempat tertentu. Tantrum biasanya terjadi pada anak yang aktif dengan energi berlimpah. Tantrum juga mudah terjadi pada anak yang dianggap ‘sulit’ dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. memiliki kebiasaan tidur, makan, dan buang air besar tidak teratur.
2. sulit menyukai situasi, makanan, dan orang baru.
3. lambat beradaptasi dengan perubahan.
4. moodnya (suasana hati) lebih sering negative.
5. mudah terprovokasi, gampang marah atau kesal.
6. sulit dialihkan perhatiannya.

Sikap yang biasa terjadi pada anak berusia 3-4 tahun :
· menangis
· mengigit
· memukul
· menendang
· menjerit
· memekik
· melengkungkan punggung
· melempar badan kelantai
· memukul-mukulkan badan
· memukul-mukulkan tangan
· menahan nafas
· membenturkan kepala
· melempar barang-barang
· merengek
· menghentakkan kaki
· meninju
· membanting pintu
· mengkritik
· meninju

Mengapa anak melakukan temper tantrum?
  1. Karena keingintahuan mereka yang besar dan ingin melakukan segala sesuatunya sendiri. Sayang keinginan itu biasanya lebih besar dan kemampuannya jadi membuat si anak frustasi dan mengeluarkan perasaan ini dalam bentuk amukan.
  2. Menemukan perasaan ‘keaku’an ketika keinginannya bertentangan dengan orang tuanya. Sehingga ia melakukan hal ini untuk memaksakan keinginannya agar keinginannya dituruti.
  3. perilaku yang tidak konsisten dari orang tua atau orang lain di sekitarnya, terutama dalam penanaman disiplin, akan membuat anak lebih mudah memiliki kebiasaan ini.
  4. Orang tua yang selalu memaksakan kehendak pada anak juga memicu perilaku tersebut.
  5. Anak yang memiliki keterbelakangan mental sering menunjukan gejala tersebut karena kesulitannya untuk mengutarakan keinginannya.
Apa yang harus dilakukan?
  1. Jika anak melakukan aksi temper tantrumnya, segera ajak ke tempat yang sepi, lalu peluklah dengan erat. Mungkin awalnya ia akan menolak, tapi lama kelamaan ia akan membalas pelukan itu seolah olah menyerah dan berterima kasih karena sudah diperhatikan. Ucapkan kata kata yang penih kasih sayang padanya untuk menenangkan hatinya.
  2. Tidak sekali-sekali menjanjikan sesuatu pada anak untuk mengatasi amukannya.
  3. Tidak membalas amukan anak dengan kemarahan dan pukulan. Karena hal itu akan membuat si anak merasa kalau orang tuanya tidak menyayanginya dan ia akan semakin frustasi.
  4. Hindari sewenang-wenang dalam mendidik anak.
  5. Selalu bersikap tenang dalam menghadapi anak.
  6. Memberikan penjelasan pada saat emosi marahnya telah reda.

Pamer

Si kecil suka sekali memamerkan semua barang terbaru yang ia miliki? Pamer, sebenarnya naluri setiap anak untuk menunjukan eksistensinya pada lingkungan. Tapi kalau berlebihan jelas memalukan. Pujian yang berlebihan dari orang tua juga akan menyebabkan anak memiliki prilaku yang satu ini.

Gimana mengatasinya?
  1. Arahkan naluri pamernya pada hal yang positif, misalnya jika anda membelikan si kecil pensil warna baru, katakan padanya “wah, asik..punya pensil warna baru, bisa latihan menggambar dan mewarnai”, hal ini akan membangkitkan semangat si anak untuk menjadi lebih baik dalam mengerjakan segala sesuatunya.
  2. Berikan motivasi terus menerus, selalu memberikan pengertian pada anak benda benda yang bisa dibanggakan atau tidak. Misalnya, biarkan ia memamerkan buku cerita baru yang memberikan teladan pada teman-temannya agar bisa dibaca bersama dibandingkan memamerkan mainannya.
  3. Berikan perhatian positif ketika anak melakukan kegiatan sehingga tidak menjadi anak yang haus pujian.
  4. Tumbuhkan kepedulian kepada orang lain.

Gagap

Apa yang dapat memicu anak menjadi gagap?
Kesulitan menemukan kata. Anak balita masih dalam tahap belajar untuk mengembangkan kata. Sehingga mereka kebingungan menemukan kata atau kalimat yang tepat untuk mengekspesikan perasaannya pada saat marah, senang dan sedih.
Tekanan dari orang tua dan lingkungan. Perhatian yang berlebihan dari orang tua dan lingkungan karena cara bicara si anak yang gagap akan membuatnya semakin gugup dan kesulitan untuk keluar dari kebiasaan buruknya.
Hukuman yang terlalu keras. Jika anak sering sekali dimarahi biasanya akan memudahkan mengalami kebiasaan ini.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani anak yang gagap dalam berbicara:
Hindari kekesalan dan kekhawatiran. Bantu anak saat ia mencari kalimat yang tepat, jangan kesal dan memarahinya.
Merespon maksudnya, bukan bicaranya. Tunggulah anak anda selesai bicara saat mengungkapkan sesuatu. Kemudian berikan tanggapan atas apa yang ia ceritakan, bukan tentang cara bicaranya.
Posisi sejajar. Saat bicara dengan anak, biasakan dalam posisi sejajar, mata saling berhadapan, yang dapat dilakukan dengan cara jongkok atau berlutut. Hal ini memudahkan anak untuk bicara pada anda. Berikan perhatian pada apa yg ia utarakan.
Lambat dan tenang. Ajaklah anak untuk berbicara lambat dan tenang untuk mengatasi kebiasaan gagapnya.
Suasana yang nyaman. Ciptakan suasana yang nyaman dimanapun ia berada.
Menjaga anak dari ejekan. Hindari untuk mengejek, memarahi dan memberikan julukan tertentu yang menunjukan kebiasaan ini atau membiarkan orang lain atau temannya menertawakannya.
Jauhkan anak dari kondisi stress.

TIK

Tik yaitu gerakan otot-tot yang timbul berulang ulang kali, cepat, spontan dan tidak bertujuan. Misalnya mengedipkan mata saat berbicara, atau mengangkat bahu sebelah. Kebiasaan ini terkadang menimbulkan kelucuan, tapi jika anak anda melakukannya ia tidak memiliki tujuan dan menghendaki melakukannya.

Kenapa sih ada perilaku tersebut?
Adanya gangguan emosi. Rasa kurang bahagia dan nyaman biasanya memicu prilaku tersebut.
Tekanan dari orang tua dan lingkungan.
Bentuk dari sikapnya yang awalnya spontan lama kelamaan menjadi kebiasaan.

Gimana sih cara mengatasinya?
Hilangkan gangguan emosi yang ada dalam diri anak. Cari tahu penyebab rasa tidak nyamannya dan atasi segera.
Berikan perhatian dan kasih sayang, perasaan dicintai akan menjauhi anak dari perilaku TIK.
Jika orang tua memiliki perilaku atas gerakan gerakan khusus, anak juga cenderung melanjutkan kebiasaan ini.
Walau tidak mengganggu orang lain, lebih baik kebiasaan ini dihilangkan dengan memberikan perasaan nyaman pada anak.

Menggigit Kuku, Pencil, Baju
Pasti anda pernah melihat anak anak dengan kebiasaan tersebut, bahkan juga orang dewasa yang melakukannya.

Apa sih penyebabnya?
Adanya perasaan tegang sehingga anak melakukan kebiasaan buruk ini untuk mengalihkan perasaan tersebut.
Mencontoh orang lain. Ingat, anak anak adalah peniru nomer satu. Jika ada orang yang melakukan demikian, ia akan ikut melakukannya, terutama orang orang dewasa di lingkungannya.
Adanya kepuasan yang ia peroleh. Anak yang tidak terpenuhi masa oralnya biasanya cenderung mudah memiliki perilaku tersebut.

Bagaimana cara untuk menghindari anak dari perilaku tersebut?
Biasakan pola hidup bersih. Tanamkan pada anak tentang makna kebersihan dengan membersihkan kuku mereka. Selalu potong kuku dengan rapi sehingga anak tidak memotongnya dengan cara menggigit.
Alihkan perhatiannya dengan memberikan aktivitas pada tangan, misalnya dengan melukis, berikan permainan yang membuat tangannya menjadi sibuk.
Memberikan kenyamanan dan keterbukaan. Dengan begitu anak akan menjadi terbuka dan tidak berlindung dari masalahnya dengan menggigit gigit jari dan kukunya.

CURANG

Bayangkan apa yang terjadi jika generasi kedepan adalah generasi curang?!!!?? Wah, jangan sampai hal itu terjadi ya mom’s.

Kenapa sih anak memiliki kebiasaan curang?
Belum pahamnya mereka tentang aturan permainan, anak yang biasa selalu dipenuhi keinginannya oleh orang tua secara berlebihan, ia akan cenderung bersikap curang saat berinteraksi di luar lingkungannya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
Tekanan dari orang tua dan lingkungan. Keinginan orang tua untuk melihat anak selalu menjadi yang terbaik akan membuat anak untuk melakukan apa saja untuk mendapatkan keinginannya salah satunya dengan bersikap curang.
Takut gagal, alasan ini lah salah satu hal mengapa anak bersikap curang.

Bagaimana untuk mengatasinya?

Temani anak disetiap permainan, jika anak anda berbuat curang, beritahu dengan bijak, bahwa apa yang dilakukannya adalah salah.
Menanamkan prinsip prinsip moral dan agama.
Berikan cinta tanpa syarat pada anak
Bangkitkan rasa percaya diri anak, dengan memberikan kepercayaan pada anak bahwa apapun yang dilakukannya dengan usaha terbaik walau hasilnya tidak seperti yang ia harapkan, dirinya adalah anak yang hebat.

Malas

Malas berbeda dengan anak lamban. Anak yang lamban masih memiliki keinginan untuk melakukannya walaupun berlangsung lama. Tapi anak malas cenderung tidak ingin melakukan apapun dan tidak memiliki kemauan.

Kenapa anak bisa menjadi malas ?
a. Timbulnya kebosanan dalam diri si anak
b. Menemui kesulitan dalam proses belajarnya
c. Pengetahuan dan pengalaman yang terbatas
d. Fakstor fisik, seperti lapar dan mengantuk juga sering sakit sakitan
e. Aturan yang tidak jelas dan tidak konsisten.

Bagaimana cara mengatasinya?
Ciptakan variasi permainan di rumah dan di lingkungannya untuk menghindari kebosanan.
Berikan penjelasan dan aturan dengan cara yang menyenangkan. Hindari kata kata ‘jangan’ yang terlalu banyak.
Menyiapkan fisik anak dengan memberikannya makanan bergizi sehingga tidak mudah merasa lelah dan sakit.




0 comments:

Posting Komentar